Istri Jengkel, Suami Curhat di Medsos "Istri hanyalah orang lain yang kebetulan diurus"

Posting Komentar

 Suami mengungkapkan ia tak memberi seluruh gajinya pada istri melainkan ditabung untuk anak karena darah dagingnya. Sedangkan istri dianggap sebagai orang lain yang kebetulan diurus. Begini penjelasan psikolog anak dan keluarga. 

Baru-baru ini viral sebuah thread di Twitter yang menceritakan tentang kondisi finansial suami-istri dalam kehidupan rumah tangga

 Aku hanya orang lain yang kebetulan diurus suamiku”, begitu judulnya. Ia menceritakan kondisi seorang istri yang 10 tahun dinafkahi suaminya tanpa mengetahui jumlah pendapatan suami dan keuangan sedikitpun. 

Dalam thread tersebut, diceritakan pula mengenai ketidakterbukaan suami terhadap kondisi pemasukan dan pengeluarannya secara finansial

 



Menanggapi hal ini, psikolog anak dan keluarga Astrid WEN menyebutkan bahwa hubungan rumah tangga seharusnya didasari oleh keterbukaan antara suami istri. Apalagi dalam hal sensitif, seperti halnya keuangan. 

“Kalau dari kasus ini bisa dilihat komunikasi dan keterbukaan mengenai kondisi keuangan sangat kurang antara suami dan istri. Ini menjadi alasan seorang istri penting untuk dibekali pengetahuan tentang cashflow, untuk bisa memberikan bukti kebutuhannya pada suami,” tutur Astrid dikutip dari Kompas.com, Minggu (9/8/2020).

Mengapa calon istri perlu memahami cashflow atau arus keuangan dalam rumah tangga? Astrid menuturkan, ketika ada kasus seperti yang tengah viral, istri bisa memberikan bukti-bukti pengeluarannya selama satu bulan. 

“Harusnya bukan diberikan sekian dan dicukup-cukupi, tapi kebutuhannya berapa, itu yang harus dipenuhi. Meski ada kondisi di mana suami memberikan istri jatah bulanan yang fix karena misalnya istri boros, tapi dalam kasus yang viral kan tidak begitu,” papar Astrid.

Istri Berhak Tahu Pendapatan Suami 

Astrid menyebutkan seorang istri yang diberikan jatah bulanan oleh suami berhak mengetahui pendapatan bulanan sang suami. 

Namun jika kondisi finansial seperti kasus yang viral terlanjur terjadi, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencari dukungan orang lain atau dikenal sebagai support system. 

“Support system ini seperti apa? Cari teman atau orang terdekat yang melek finansial, empatik, dan lebih bijak. Kita harus berani dan terbuka dengan kondisi kita, belajar untuk membuka diri,” tutur Astrid.

Kemudian setelah itu, barulah apa yang kita pelajari bisa dikomunikasikan pada suami. 

“Cari waktu yang baik, tarik nafas, kelola emosi. Penting untuk kita memahami dulu tentang cashflow ini karena itu akan menjadi dasar argumen untuk suami,” tambahnya.

Namun jika kondisinya memang sulit, Astrid menyarankan ada baiknya istri mulai meningkatkan keahlian. Sehingga istri bisa bekerja sesuai dengan keahliannya tersebut. 

Pentingnya Bimbingan Pranikah 

Berkaitan dengan thread sang istri di Twitter, warganet dibuat geram oleh unggahan suami di Facebook. 

Tertulis bahwa “Saya ngasih uang jatah tidak semua gaji saya kasihkan, saya tabung buat anak, karna anak darah daging sedang istri adalah oranglain yang kebetulan harus kita urus, intinya jangan terlalu royal juga jangan terlalu pelit.”

Hal-hal prinsipil ini sebetulnya bisa diketahui sebelum menikah. Oleh karena itu, pasangan yang belum menikah ada baiknya saling mengerti konsep pernikahan hingga masuk ke hal-hal yang detail. 

“Pasangan harus benar-benar mengerti ekspektasi pernikahan itu apa, konsep finansialnya seperti apa. Hal-hal seperti ini yang biasanya didapatkan dalam bimbingan pranikah,” tutur Astrid.

Saat pasangan mengenal satu sama lain, kewaspadaan dan penerimaan terhadap sesuatu akan menjadi lebih mudah dan baik. 

“Dari awal mungkin istrinya bisa tahu, kenapa istri hanya untuk dinafkahi misalnya. Masih ada space untuk beradu argumen sebelum benar-benar menikah. Ini yang harus dimanfaatkan dengan baik,” tutup Astrid.

Miris mendengar ungkapan sang suami. Seharusnya jika ia berpikir lebih dalam lagi, ia tak akan meremehkan seorang istri. Sebab tanpa istrinya, dia tak akan pernah bisa memiliki darah daging. 

Bahkan dari proses kehamilan hingga melahirkan seorang istri rela mempertaruhkan nyawa demi keselamatan bayinya. Kemudian merawatnya hingga dewasa dengan lelah yang berkepanjangan. Sudah begitu, suami masih menganggapnya orang lain.

Apakah pantas hal itu dilakukan oleh seorang suami?


Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter